Sistem berbasis aturan (rule-based system) menggunakan Modus Ponens sebagai dasar untuk
memanipulasi aturan, yaitu:
fakta A benar, dan
operasi A → B benar,
maka fakta B adalah benar.
- sistem berbasis aturan melakukan proses reasoning mulai dari fakta awal sampai menuju pada
kesimpulan. Dalam proses ini mungkin akan dihasilkan fakta-fakta baru menuju pada
penyelesaian masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses penyelesaian masalah pada sistem
berbasis aturan adalah menciptakan sederet fakta-fakta baru yang merupakan hasil dari sederetan
proses inferensi sehingga membentuk semacam jalur antara definisi masalah menuju pada solusi
masalah. Deretan proses inferensi tersebut adalah inference chain.
Sebagai contoh, sebuah sistem peramal cuaca dibangun dengan sistem berbasis pengetahuan
untuk mengetahui keadaan cuaca pada 12 sampai 24 jam ke depan.
RULE 1: IF suhu udara sekitar di atas 32 derajat celcius THEN cuaca adalah panas
RULE 2: IF kelembaban udara relatif di atas 65% THEN udara sangat lembab
RULE 3: IF cuaca panas dan udara sangat lembab THEN sangat mungkin terjadi badai
• Jika hanya rule 1 (tanpa rule 2 dan rule 3), sistem berbasis pengetahuan tidak berarti apa2.
• Karena itu sebuah sistem berbasis pengetahuan harus terdiri atas sekelompok aturan yang
membentuk angakaian aturan rule chain.
• Fakta didefisinikan sebagai statemen yang dianggap benar. Contoh:
Suhu udara di sekitar adalah 35 derajat celcius dan kelembaban udara relatif 70% adalah fakta.
• Maka proses inferensi melihat fakta-fakta dari premis pada Rule 1 dan Rule 2 sebagai dasar untuk
menghasilkan fakta baru: Cuaca panas dan Udara lembab.
• Selanjutnya proses inferensi melihat bahwa kedua fakta ini sesuai dengan premis pada Rule 3,
maka akan dihasilkan fakta baru lagi: Sangat mungkin terjadi badai.
* Proses Reasoning
• Proses reasoning dari sebuah sistem berbasis aturan adalah tahapan proses mulai dari
sekumpulan fakta menuju solusi, jawaban dan kesimpulan.
• Terdapat dua macam cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu kesimpulan,
yaitu:
– Forward Chaining (data driven): kesimpulan dihasilkan dari seperangkat data yang
diketahui.
– Backward Chaining (goal driven): memilih beberapa kesimpulan yang mungkin dan
mencoba membuktikan kesimpulan tersebut dari bukti-bukti yang ada.
* Forward Reasoning
Dalam forward reasoning, proses inferensi dimulai dari seperangkat data yang ada
menuju ke kesimpulan. Pada proses ini akan dilakukan pengecekan terhadap setiap rule
untuk melihat apakah data yang sedang diobservasi tersebut memenuhi premis dari rule
tersebut. Apabila memenuhi, maka rule akan dieksekusi untuk menghasilkan fakta baru
yang mungkin akan digunakan oleh rule yang lain. Proses pengecekan rule ini disebut
sebagai rule interpretation.
* Backward Reasoning
Mekanisme inferensi pada backward reasoning berbeda dengan forward reasoning.
Walaupun kedua proses melibatkan pengujian terhadap masing-masing rule, backward
reasoning mulai dari konklusi yang diharapkan menuju fakta-fakta yang mendukung
konklusi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar