Selasa, 11 Oktober 2011

Rangkuman pert.3

Sistem berbasis aturan (rule-based system) menggunakan Modus Ponens sebagai dasar untuk
memanipulasi aturan, yaitu:

fakta A benar, dan
operasi A → B benar,
maka fakta B adalah benar.


- sistem berbasis aturan melakukan proses reasoning mulai dari fakta awal sampai menuju pada
   kesimpulan. Dalam proses ini mungkin akan dihasilkan   fakta-fakta baru menuju pada
   penyelesaian  masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses penyelesaian masalah pada sistem
   berbasis aturan adalah menciptakan sederet fakta-fakta baru yang merupakan hasil dari sederetan
   proses inferensi sehingga membentuk semacam jalur antara definisi masalah   menuju pada solusi
   masalah. Deretan proses inferensi tersebut adalah inference chain.
   Sebagai contoh, sebuah sistem peramal cuaca dibangun dengan sistem berbasis pengetahuan
   untuk mengetahui keadaan cuaca pada 12 sampai  24 jam ke depan.

 RULE 1: IF suhu udara sekitar di atas 32 derajat celcius THEN cuaca adalah panas
 RULE 2: IF kelembaban udara relatif di atas 65% THEN udara sangat lembab
 RULE 3: IF cuaca panas dan udara sangat lembab THEN sangat mungkin terjadi badai

 • Jika hanya rule 1 (tanpa rule 2 dan rule 3), sistem berbasis pengetahuan tidak berarti apa2.
 • Karena itu sebuah sistem berbasis pengetahuan harus terdiri atas sekelompok aturan yang
   membentuk angakaian aturan rule chain.
 • Fakta didefisinikan sebagai statemen yang dianggap benar. Contoh:
   Suhu udara di sekitar adalah 35 derajat celcius dan kelembaban udara relatif 70% adalah fakta.
 • Maka proses inferensi melihat fakta-fakta dari premis pada Rule 1 dan Rule 2 sebagai dasar untuk
   menghasilkan fakta baru: Cuaca panas dan Udara lembab.
 • Selanjutnya proses inferensi melihat bahwa kedua fakta ini sesuai dengan premis pada Rule 3,
   maka akan dihasilkan fakta baru lagi: Sangat mungkin terjadi badai.

* Proses Reasoning
   • Proses reasoning dari sebuah sistem berbasis aturan adalah tahapan proses mulai dari
      sekumpulan fakta menuju solusi, jawaban dan kesimpulan.
   • Terdapat dua macam cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu kesimpulan,
      yaitu:
      – Forward Chaining (data driven): kesimpulan dihasilkan dari seperangkat data yang
         diketahui.
      – Backward Chaining (goal driven): memilih beberapa kesimpulan yang mungkin dan
         mencoba membuktikan kesimpulan tersebut dari bukti-bukti yang ada.

* Forward Reasoning
   Dalam forward reasoning, proses inferensi dimulai dari seperangkat data yang ada
   menuju ke kesimpulan. Pada proses ini akan dilakukan pengecekan terhadap setiap rule
   untuk melihat apakah data yang sedang diobservasi tersebut memenuhi premis dari rule
   tersebut. Apabila memenuhi, maka rule akan dieksekusi untuk menghasilkan fakta baru
   yang mungkin akan digunakan oleh rule yang lain. Proses pengecekan rule ini disebut
   sebagai rule interpretation. 

* Backward Reasoning
   Mekanisme inferensi pada backward reasoning berbeda dengan forward reasoning.
   Walaupun kedua proses melibatkan pengujian terhadap masing-masing rule, backward
   reasoning mulai dari konklusi yang diharapkan menuju fakta-fakta yang mendukung
   konklusi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar